Kamis, 3 Agustus 2023 – 21:51 WIB
Jakarta – Teknologi dinilai dapat memperkuat industri makanan dan minuman (Mamin) untuk menghadapi tantangan saat ini. Mulai dari dampak geopolitik, perubahan iklim, krisis kesehatan, krisis logistik yang membuat harga pangan tinggi, kebijakan pembatasan oleh negara maju, hingga melonjaknya harga energi.
Baca Juga :
Indonesia SEZ Forum 2023: Pemerintah Akselerasi KEK Menjadi Sumber Pertumbuhan Baru di Daerah
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman digelaran Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA) 2023 di Jakarta, menilai, saat ini adopsi teknologi baik industri 4.0, maupun inovasi dan teknologi sangat mendukung industri pangan dan agro.
“Semua tantangan ini harus kami hadapi tahun depan dan seterusnya. Oleh karena itu, kami perlu mengantisipasi. Salah satu yang penting bagi industri makanan dan minuman adalah bagaimana kami harus didukung teknologi,” kata Adhi dikutip Kamis, 3 Agustus 2023.
Baca Juga :
Jumlah Beban Klaim Indonesia Re Kuartal I-2023 Turun, Ini Pendorongnya
Menurut dia, Gapmmi pun menyambut pameran AFTEA 2023 untuk memamerkan perkembangan inovasi dan teknologi untuk produk/jasa agro dan makanan dari hulu ke hilir.
Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari sektor makanan dan minuman
- ANTARA FOTO/Khairizal Maris
Baca Juga :
Tugas Laksdya Amarulla dari Megawati Usai Dilantik Jadi Wakil Kepala BRIN
Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari sektor makanan dan minuman
Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dari sektor makanan dan minuman
Lebih lanjut di berharap, akan ada teknologi dari Indonesia yang bisa ditampilkan dalam ajang internasional tersebut guna mendongkrak daya tarik perusahaan yang ingin mengembangkan diri.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Jarot Indarto mengatakan untuk mencapai target Indonesia menjadi negara maju di 2045, tantangan utama yang dihadapi adalah produktivitas.
Halaman Selanjutnya
“Kalau soal produktivitas, salah satu beban untuk mengangkat itu adalah di sektor pangan dan pertanian. Transformasi di sektor pangan dan pertanian itu jadi kontribusi besar bagaimana kita menuju negara maju 2045,” katanya.
Quoted From Many Source